Masyarakat di kota besar umumnya hidup dengan ritme cepat. Dalam kesehariannya, mereka biasanya mengandalkan teknologi yang semakin canggih. Bahkan dalam bidang usaha, kini semakin ramai usaha yang yang berbasis digital atau teknologi informasi. Lalu apa kabar dengan masyarakat desa yang umumnya menjadi petani atau nelayan? Adakah yang memikirkan mereka?
Kick Andy kali ini menghadirkan orang-orang yang memikirkan nasib petani dan nelayan. Mereka adalah orang-orang yang telah bertindak nyata untuk meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan nelayan. Siapa saja mereka?
Tamu pertama datang dari Lampung Tengah yaitu Surono Danu. Pria kelahiran Cirebon ini adalah penemu bibit unggul padi. Lebih dari 30 tahun Surono melakukan penelitian dengan mengawin silangkan aneka jenis padi untuk mendapatkan varietas padi baru yang bisa ditanam di segala medan dan dengan waktu panen lebih cepat. Kerja keras Surono tidak sia-sia. Penelitiannya membuahkan hasil yaitu bibit padi unggul yang diberi nama Sertani 13 atau MSP 13. Bibit padi temuan Surono ini bahkan ditawar senilai 400 juta oleh pihak asing yang ditolak mentah-mentah oleh Surono. Karena bagi Surono bibit padi ini ia ciptakan untuk mensejahterakan petani Indonesia.
Narasumber berikutnya adalah Amin yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Timur. Tumbuh dalam keluarga dan masyarakat nelayan membuat Amin tahu betul permasalahan yang dihadapi oleh nelayan. Kelangkaan BBM yang sering terjadi di daerahnya membuat hidup para nelayan di daerahnya semakin sulit karena kerap tidak bisa melaut. Dengan semangat membantu dan mensejahterakan nelayan, Amin mencoba mencari solusi mengatasi kelangkaan BBM ini dengan menciptakan konverter kit yang diberi nama konverter kit ABG atau singkatan dari Amin Ben Gas. Dengan konverter kit ini, nelayan bisa menjalankan perahu atau kapalnya dengan menggunakan gas 3 kg. Bahkan, konverter kit ini membuat pengeluaran nelayan untuk bahan bakar berkurang. Konverter kit temuan Amin ini kini sudah dimanfaatkan hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Sepasang suami istri muda dari Sleman, Jogjakarta, Andhika Mahardika dan Asri Saraswati menjadi narasumber terakhir Kick Andy kali ini. Berawal dari keterlibatan di gerakan Indonesia Mengajar, Asri dan Andika terinspirasi untuk bekerja di desa. Mereka sadar bahwa Indonesia kaya dengan sumber daya alam namun masih sedikit generasi muda yang tertarik untuk mengelola pertanian di desa. Dengan semangat membangun desa Asri dan Andika mendirikan Agradaya dan mengajak pemuda untuk bertani dengan perspektif global. Dibawah payung Agradaya Asri dan Andika memberi berbagai pelatihan kepada petani mulai dari natural farming, manajemen lahan dan usaha tani serta pembuatan rumah surya yaitu pengering untuk pasca panen.