Apa itu Swamedikasi ?

Jika kita hidup dan tinggal di desa atau bersama anggota keluarga kita yang dulunya pernah cukup lama hidup di pedesaan, maka seringkali kita akan menemukan resep-resep tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh orang-orang terdahulu. Ada standar atau tolak ukur yang cukup untuk menilai apakah sakit kita termasuk kategori ringan atau berat. Biasanya di hari pertama dan kedua , kita masih akan melihat penyakit yang kita alami hanya sebagai bentuk reaksi tubuh yang tidak sesuai dengan kapasitas atau kondisi lingkungan tertentu. Misal ketika tiba-tiba kita kehujanan, lalu keesokan harinya kita menderita demam dan flu, kita akan cenderung mengobatinya dengan makan makanan yang lebih bergizi dalam jumlah banyak, minum air hangat, atau rebusan jahe dan istirahat lebih panjang. Tak jarang juga, ketika kita mengalami peradangan pada tenggorokan, ibu atau nenek kita akan menyarankan untuk mengkonsumsi perasan jeruk nipis dan kecap yang diminum dengan takaran satu sendok makan.

Praktik demikian sudah termasuk ke dalam praktik swamedikasi, atau self-medication (pengobatan sendiri). Swamedikasi bisa kita artikan sebagai metode pengobatan secara mandiri. Kita mengidentifikasi, mengenali, dan mengobati diri kita sendiri dengan menggunakan bahan-bahan herbal yang kita temukan di rumah, seperti rempah-rempah, ataupun obat-obat apotek yang dikonsultasikan dengan apoteker yang sedang jaga atau bertugas di apotek tanpa melakukan pengobatan ke dokter dan rumah sakit.

Tidak semua penyakit tentu saja bisa disembuhkan dengan cara swamedikasi. Maka dari itu, individu atau personal sangat perlu untuk belajar mengenali ketahanan tubuh, makanan yang dikonsumsi, serta kecenderungan respon tubuh terhadap suatu kondisi tertentu, misalnya perubahan cuaca atau tempratur suatu daerah atau tempat. Hal ini juga menjadi bentuk tanggung jawab personal kepada dirinya sendiri untuk menjadi sehat dan berkesadaran.

Beberapa jenis penyakit ringan yang bisa disembuhkan dengan swamedikasi diantaranya adalah batuk, pilek, demam, diare, kelelahan, pegal, nyeri, pusing, dan lain-lain. Dengan catatan harus dan perlu diperhatikan waktu atau lamanya penyakit tersebut diderita. Biasanya jika lebih dari 3 hari tanpa perubahan yang signifikan, maka perlu dilakukan konsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Chat with us on WhatsApp